Mus'ab Bin Umair

by - August 07, 2014

Hari ini aku ke salman, ceritanya mau rapat. Tapi sebelum rapat, aku ketemu teteh baik. Aku curhat dulu tentang sesuatu mengenai per-amanah-an terus teteh baik itu mencoba memberi solusi dengan menceritakan sebuah kisah. Teteh baik itu faham, berbicaralah sesuai bahasa kaumnya. Bahasa yang paling pas buat aku memang kisah.

Kisahnya tentang Mus'ab Bin Umair. Karena pas dengerin aku tercengang barusan aku baca google dan makin tercengang. Nih aku share yaa tapi pake bahasa aku maapin

Mus'ab bin Umair.
Mus'ab lahir di keluarga yang kaya raya. Pakaiannya mahal dan harum. Mamanya sangat menyayanginya. Gadis-gadis selalu terpesona dengan Mus'ab. Kehidupannya sebut saja sempurna. Ketika ia mendapat hidayah untuk masuk Islam, ia langsung terpanggil. Ketika ibunya tau, Mus'ab merasa tidak enak. Ibunya pun marah, ia memenjara Mus'ab di rumahnya. Tapi saking sayanya Mus'ab sama mamanya, ia terus membujuk mamanya masuk Islam. Mamanya pernah bilang kalo dia ga akan makan sama minum sampe Mus'ab keluar dari Islam. Tapi Mus'ab ga gentar. Dia ngga goyah karena tau Allah ada di atas segalanya, bahkan ibunya.

Singkat cerita Mus'ab diperintah Rasul untuk menjadi orang pertama ke Madinah. Perintahnya adalah 'garap Madinah'. Naah di sini lah amanahnya Mus'ab. Dia ke Madinah dan dengan kesabaran dan kecerdasannya dia benar-benar menggarap Madinah. Dia rinci dan kerjakan apa yang ia strategikan. Hingga akhirnya banyak sekali kaum Anshar yang memeluk Islam. Sampai Madinah menjadi tempat yang kondusif untuk berhijrah. Padahal kaum Anshar belum pernah bertemu Rasul, namun berkat dakwahnya Mus'ab, baru pertama ketemu aja mereka langsung seperti saudara yang sudah lama tak bertemu. Subhanallah.

Hanya lakukan dengan maksimal amanah yang kau dapat. Terserah akan dihargai atau tidak, dinilai atau tidak. Allah yang tau siapa yang istiqamah dan ikhlas.

Kisah lainnya pas perang Uhud. Mus'ab kebagian megang panji. Lalu datang musuh dan memotong tangan kanannya. Lalu ia pindahkan panji itu ke tangan kirinya. Musuh lalu memotong tangan kirinya. Mus'ab pun mengimpit panji itu ke dada dengan sisa-sisa tangannya. Namun, akhirnya ia ditombak hingga syahid. Ketika Rasul menghampiri jenazah para syuhada, Rasul menangis di dekat jenazah Mus'ab. Jenazahnya hanya ditutupin selembar kain. Apabila ditarik ke kepala, kakinya terbuka. Apabila ditarik ke kaki, kepalanya terbuka. Akhirnya Rasul menyuruh untuk menariknya ke bagian kepala dan kakinya ditutupi rumput.

Yang asalnya Mus'ab selalu mengenakan kain terbaik, saat meninggalnya ia tidak memiliki kain yang cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya. Tapi Insya Allah surga dengan segala kenikmatannya telah menanti.

You May Also Like

0 comments