Tentang berlaku jujur
Orang tua, saudara, guru sekolah, guru ngaji, soal-soal di buku paket, di LKS, semuanya membenarkan kejujuran. Dengan mudahnya anak sekolah mampu membedakan mana perilaku jujur dan mana yang bukan. Semakin besar, pelajaran-pelajaran mengenai kejujuran menjadi 'tidak wajib' lagi, apakah dianggap sudah mampu? entahlah. Tapi bersamaan dengan itu, keseharian memberikan pilihan-pilihan yang bias antara yang jujur dan tidak. Remaja yang masih mengenali jujur menjadi bingung apa yang harus mereka pilih. Hati berkata kalau jujur pilihlah ini, tapi lingkungan mengatakan yang ini lebih baik dan bahkan sudah umum dipilih. Lama kelamaan persepsi jujur menjadi semakin maya tergerus realita. Bahkan perilaku tidak jujur terasa benar karena berulang kali dilakukan.
Lalu apakah kesimpulannya dunia bukan tempat untuk orang jujur?
Jujur itu lawannya bohong, kalau masih setuju bohong itu tidak boleh dan merugikan, berarti pilihlah jujur. Just tell the truth. Berlakulah jujur. Kalau tidak jujur terhadap lingkungan bahwa kita memilih ini, menolak itu, maka lingkungan akan memperlakukan kita seperti itu pula. Kalau kita tidak jujur dengan menjadi diri sendiri, maka lingkungan akan memperlakukan seperti orang lain yang kita inginkan, tidak enak bukan diperlakukan seperti orang lain?
Aku pernah membaca, 'Kalau kau jujur itu akan menjadi masa lalu, dan kalau kau berbohong itu akan menjadi masa depan'. Perlu kebohongan lain untuk menutupi kebohongan itu. Perlu mengingat rangkaian kebohongan itu supaya tetap rapi dan tidak terbongkar. Hidup menjadi rumit dan tidak tenang. Tak perlulah menambah beban hidup dengan yang seperti itu.
Mengapa orang takut jujur? bisa karena lebih merugikan atau tidak mau menerima konsekuensi jujur itu. Mengapa tidak mau menerima konsekuensi? karena berat. Kalau berpikir akan terhindar dari malapetaka karena itu, sebenarnya kita tidak keluar dari masalah itu, ketika ujian serupa datang, kita kembali akan mengalami kesulitan. Padahal, kalau kita jujur, kita akan naik ke level ujian yang lebih sulit.
Bukan hanya 'naik kelas' skala pribadi, untuk skala kelompok, daerah, negara pun perlu kejujuran, dan sayangnya dari semua elemen di dalamnya. Ketidakjujuran sering kali membuat masalah dan solusi tidak sinkron. Menyebabkan beberapa kali pergantian pejabat masalah yang dihadapi itu-itu melulu. Bung Hatta pernah bilang, "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki." Memang, bohong itu terasa enak dan candu, dampaknya terus meluas.
Sederhananya, kalau berbohong bersama teman dekat untuk menutupi sesuatu, mungkin itu akan terdengar baik, tapi teman dekat itu mungkin akan berpikir ulang untuk menjadikan kita orang kepercayaannya padahal kita berbohong bersama.
Perlu keberanian untuk menjadi jujur. Dan menurutku, dan biasanya semua orang juga, orang yang berani jujur itu punya daya tarik tersendiri yang membuat orang lain percaya padanya. Semoga kita menjadi salah satunya yah hehe.
Eh oh iya aku akan mulai mengurangi haha hehe wkwk mulai sekarang.
Jadi mari kita ulangi,
Semoga kita menjadi salah satunya yah, aamiin.
See you!
Haifa Nabila,
Tangerang, yang di sini suka dibilang Jakarta, Indonesia
0 comments