Nope

by - December 06, 2014

Makin sini, aku makin senang melakukannya. Sekedar menemani seseorang makan, sekedar mengantarnya ke mana, sekedar menunggunya pulang, sekedar meminjamkan catatan. Mendengarkan curhat seseorang juga menyenangkan. Ia datang, duduk dan bercerita. Aku mendengarkan. Seringkali ia langsung menceritakan pula solusinya, aku berkomentar. Tapi itu membuatnya lega. Ya, aku pernah membaca waktu adalah hadiah terindah untuk seseorang, kau memberikan waktu berarti kau memberikan sebagian hidupmu untuknya.

Aku lebih senang mendengarkan daripada menceritakan. Tapi aku lebih senang menumpahkannya lewat tulisan. Tulisan lebih bebas.

Untuk sesuatu yang bersama-sama juga aku senang. Apalagi yang tujuannya bermanfaat buat orang banyak. Ladang amal bukan? Entah sekedar jadi notulensi, urusin transportasi, list logistik, dan  apapun itu.
Soal apa yang aku dapat, aku ga pernah merasa kurang. Mungkin iya waktu aku berkurang, tenaga juga, uang juga. Bahkan kadang malah dikecewakan. Ga semua niat baik itu langsung tertafsirkan baik. Tapi ini bukan melulu urusan solidaritas, bukan tentang ‘ga enakan’, atau ingin membuat semua orang baik.

Aku selalu berharap lebih dari Allah, dzat yang ga pernah tidur dan perhitungannya selalu adil. Menggantungkan sesuatu pada manusia rasanya kurang pas. Melelahkan. Tapi kalo Lillah, rasanya lebih menyenangkan. Seperti makan buah mangga, buah yang aku suka. Aku berharap semua yang aku lakukan bisa menambah massa pahalaku di akhirat kelak. Allah mempermudah jalanku dengan aku mempermudah jalan orang lain. Allah memberkahi hidup aku. Allah memegangiku dan menyayangiku seperti biasa. Aku ingin masuk surga. Aku takut masuk neraka.

Bukankah sebaik-baik manusia itu yang bermanfaat buat orang lain. Aku ingin kelak kalian mengingat namaku lagi di hadapan-Nya untuk dipertemukan di surga. Kita berteman lagi di sana. Boleh aku titip satu?

Mungkin aku memang salah mengartikan. Tak semua kebaikan bisa dan mesti aku lakukan. Tapi aku hanya ingin mencoba semaksimalku. Aku hanya ingin Allah bangga liat hamba-Nya yang satu ini berusaha. Aku ingin bertemu Allah dengan keadaan paling siap. Walaupun sulit. Tapi apa salahnya berharap. Aku hanya ingin mengumpulkan. Berharap Allah menghitungnya sebagai amal. Aku tak cukup berani bila nanti Allah bertanya ‘mengapa tak membantunya waktu itu? padahal kamu bisa’. Hanya itu. Sesimpel itu.

Tapi aku juga terharu dengar protes kalian, kawan-kawanku. Aku seneng ada yang mengkhawatirkan aku, kalian memang sangat baik. Makasih banyaak ya Allah udah ngasih temen-temen kaya temen-temen aku ini.
Aku bakal lebih ‘say-no’ sekarang. Memperhitungkan semuanya lebih mantap. Memilih ya atau tidak dengan 50:50, tidak condong lagi. Do’akan aku.

You May Also Like

0 comments