Akhir KP

by - July 31, 2016

Ada di sini, mulanya aku mau cepat-cepat saja. Dua bulan, tiap hari ke kantor, abisin waktu, pulang ke Bandung. Ternyata ga sesimple itu. Di akhir-akhir KP ini aku merasa sedikit... betah. That was amazing, Tangerang! But really I’m so missing my home. But okay I will enjoy my last minutes :)


Dimulai dari belajar survive di tanah orang. Literally mungkin ini terlama aku jauh dari rumah dan ga bisa pulang seenak jidat kaya biasa. Jadi aku perlu menahan rasa ‘pingin pulang’ku sedikit. Tapi ternyata, aku termasuk yang mudah betah.  Sekarang, sebentar lagi pulang, aku sudah menyimpan banyak cerita, banyak pelajaran, dan bersyukur ada di sini. 

Di sini aku belajar untuk ‘hidup sendiri’. Bareng temen sih, tapi lebih banyak decision making yang bisa aku buat sendiri rasanya. Menyesuaikan ulang semua rutinitas, berarti bisa memulai kebiasaan baru. Aku belajar mengatur uang (makan, transport, laundry, jajan), makanan, ibadah, transport, waktu olahraga, waktu kosong, berteman, banyak! Berbenah sendiri tanpa ada ‘invisible hand’ mamah yang biasanya otomatis menyertai rutinitasku (walaupun sebenarnya selalu ada, doa misalnya).

Aku keluar dari lingkunganku, zona nyamanku. Memulai banyak pertemanan lagi dari awal. Memperkenalkan diri dan mengenal orang lain. Jujur, itu memakai banyak energi aku yang introvert ini. Tapi menyenangkan mendapat banyak teman baru. Mengenal lebih banyak sudut pandang. Aku menyadari kalau aku ternyata mudah untuk dekat dengan seseorang (sendiri) tapi sulit untuk langsung berbaur dengan suatu kelompok. Atau aku berkenalan dengan aku sebagai kelompok, di sana aku juga diam. Kalau aku sendiri dan dia sendiri, di sana aku baru bisa luwes. A fact that I’ve just found. 

Di sini aku bisa senyum ke semua orang tanpa takut senyumku tak terbalas hehe. Banyaak memori yang aku rekam dan lumat baik-baik. Pas hampir nabrak mobil pas Mas Rifka ga menyadari ada mobil tetiba berhenti di depan. Pas Mba Tere masuk ruangan terus pamit mau pulang sambil sun tangan ke semua engineer. Pas diajarin pake coffeemaker sama Mas Untung. Pas diajarin cramping sama Pak Karman. Pas diajak ke tower sama Mas Junior. Pas aku sama yayas diajarin ILS sama Mas Reza dan jadi gosipan. Pas di’tes awal’ sama Mas Hendrik. Pas beli gorengan tempe di kantin 2000eun. Pas nyari HP malem2 ditemenin Mas Sugeng sama Mba Pipit. Semuanya aku simpan di my longterm memory :)

Sempet ngobrol sama yayas dan Mas Wahyudi. Dia bilang kalo yayas anaknya supel, terus dia khawatir ke aku, mempertanyakan aku apakah punya teman. Hahaha. Sediam itu aku kalau ngobrol komunal di tempat yang aku baru masuki hahaha.

Big Thanks to all my friendooos. Oca, my incredible-introvert-friend, yang istiqamah banget anaknya. Kocak, polos, baik banget! Yayas, the-extrovert-yang-stres-kalo-disuruh-diem-lama. Sukanya ngajak jalan-jalan, dominan, suka ngobrol, gampang deket sama siapapun. Andin, the-ambivert-yang-banyak-banget-signature-wordnya. Bahan bullyan selama di AirNav wkwk. Aryo, the-only-boy-who-lived-at-RawaBokor. What a team!

Terus ada juga Shafa, xxx, yyy (aduh lupa), Novita, Rio (Telkom shift1) yang sempet curhat2 dan naik radar bareng. Terus ada Gea sama Dimas (Telkom shift2) yang masuk TER bareng, makan bareng J Terus ada Vigi (Kebumen) yang kocak dan kayanya paling serius belajar dari seantero anak KP. Terakhir ada Alif yang seRadkom sama aku, anaknya kocak dan banyak baca. 

Pas pulang rasanya aku ingin di rumah saja dulu. Energiku terkuras untuk terus-terus bertemu dan berkenalan dengan orang baru di Tangerang. Tapi big thanks to LANGIT TANGERANG! Gila langitnya mempesona. Kadang pastel, kadang kelabu lugu. Tapi selalu bersih selalu lapang. Bagus banget untuk jadi pelarian pas cape ngeliat orang terus, cukup mendongak sedikit pandangin beberapa lama and it heals me!

Banyak yang tak tertulis, tapi biarkan pelajarannya kita resapi dan kenangannya kita nikmati nanti.

Okay now Hello Bandung! Why you so cold today

You May Also Like

0 comments